Penerjemah : Husky
Editor : Eru
Editor : Eru
Illustrasi Novel | Bab 1 | Bab 2 | Bab 3 | Bab 4 | Bab 5 | Bab 6 | Bab 7 | Bab 8 | Bab 9 | Kata Penutup
Jilid 11 Bab 1
Musim Dingin Telah Lama Berlalu Sebelum Kamu Menyadarinya
Bagian 3
Pintu terbuka lebar. Kami berjalan melaluinya dan di dalam ruangan tersebut diselimuti oleh udara yang nyaman.
Ada jauh lebih banyak orang di kelas, namun anehnya, aku mendapati lebih nyaman berada di sini. Padahal, itu bisa saja hanya efek samping dari sinar matahari yang dengan mudah menembus ruang klub di gedung khusus ini.
Dengan sinar matahari lembut yang menyinari dirinya, duduk di kursi biasanya adalah Yukinoshita Yukino.
Dia mengangkat wajahnya dari buku di tangannya, dengan tenang menyibak rambutnya keatas, dan tersenyum lembut. "Halo."
"Yahalo, Yukinon."
"Yo."
Yuigahama merespon dengan mengangkat tangannya sementara aku membalas dengan sapaanku yang biasa dan kami berjalan menuju kursi kami masing-masing.
Aku tidak yakin kapan tepatnya, tapi kursi ini sudah menjadi tempatku. Tidak ada yang memiliki keraguan saat aku duduk disini, juga tidak ada yang menetapkanku, maupun memaksaku duduk di sana. Hal itu terasa jauh lebih menyenangkan dari yang kuharapkan.
Dan itu saja sudah menjadi alasan yang cukup bagiku untuk merasakan kepedihan yang tidak nyaman dari keberadaan seseorang yang tidak terbiasa aku lihat.
"Senpai, lama sekaliii."
"Dan kenapa kamu di sini lagi...?"
Berbaring di meja sambil dengan kesal menendang-nendang kakinya adalah ketua OSIS SMA ini, Isshiki Iroha. Sikapnya, entah itu wajah cemberut yang disengaja atau caranya mengalihkan wajah aslinya, semuanya begitu licik ... tidak, tapi serius, aku tidak percaya dia sampai di sini lebih awal dari Yuigahama dan aku. apakah dia berusaha untuk menjadi secepat angin? 1
"Aku bertanya padanya apakah dia ada urusan di sini, tapi dia ingin menunggu kalian berdua datang. Jadi, dia sudah di sini sejak saat itu," kata Yukinoshita, bercampur dengan helaan nafas. Dia kemudian dengan sengaja mengirimkan tatapan yang jauh lebih dingin padanya. Meskipun begitu, dia tidak lupa untuk menjadi ramah dan telah menyiapkan teh untuknya. Ada begitu banyak cara untuk menjadi ramah sehingga aku ingin memulai sebuah Collection! 2
Di sisi lain, Isshiki, dia tidak memedulikan tatapan es Yukinoshita. Dia berbalik ke arahku, menempatkan tangannya ke mulutnya, dan diam-diam berbisik.
"Yukinoshita-senpai mempunyai senyum yang manis ketika aku sampai di sini, tapi dia benar-benar jengkel tepat setelahnya ... dia sudah bersikap seperti itu sepanjang waktu."
Aah, benarkah sekarang .… Nah, duh, setiap kali Isshiki muncul, dia selalu disertai dengan sesuatu yang tidak penting, hahaha. Tidak ini serius, kenapa kamu bahkan berada disini? pikirku. Lalu, ada suara batuk lemah.
"... Isshiki-san?"
Setelah melihat kami, Yukinoshita tersenyum lebar. Uh oh, senyum itu! salah satu senyum yang dibuat Yukinon ketika dia menjadi menakutkan.
"Y-Yaaa! Aku minta maaf, aku benar-benar ada urusan di sini!"
Isshiki berlari ke belakangku dan mendorongku ke depan, seolah-olah itu gerakan refleks yang disyaratkannya untuk bersembunyi dari senyuman itu. Hei, hentikan, senyum itu benar-benar menakutiku juga, kamu tahu.
"Y-Yah, tenangkan diri kalian. Iroha-chan, apa kamu disini untuk urusan OSIS?" Yuigahama menengahinya dan melambai padanya agar kembali.
Dengan wajah tenang dia berkata "Yui-senpai, kamu begitu baik!" dan kembali ke tempatnya semula.
Aku memasang wajah penasaran menanyakan apa yang dibutuhkannya. Kemudian, wajahnya menjadi lebih tenang dan dia menggerakkan tangannya. "Masalahnya, rasanya seperti aku punya waktu luang lebih banyak dari yang kukira atau semacamnya?"
"Huh?"
Lagi-lagi dengan omong kosongnya .… Aku harap kamu tidak lupa bahwa kamu lah orang yang membuat kami melalui kesulitan beberapa waktu lalu .… Atau apakah karena kami yang menyelesaikan semua pekerjaan untukmu sehingga kamu tidak memiliki apa-apa untuk dilakukan? Aku kira ini bukan salah satu sindrom kelelahan yang terjadi ketika kamu terus-menerus menjadi sasaran kerja paksa atau semacamnya...? Tapi rasanya malah kami orang-orang yang kelelahan, jadi apa masalahnya? Aku menatapnya tegas, menggali makna kata-katanya.
Dia menempatkan jari telunjuknya di dagunya dan dengan imutnya memiringkan kepalanya. "Sepertinya tidak ada kegiatan sekolah disekitaran waktu ini dan wakil ketua menangani semua hal-hal kecil untukku. Semua hal yang tersisa hanyalah untuk mengecap laporan akhir tahun kami."
Kamu tidak perlu mengatakannya. Aku tidak akrab dengan tugas yang diemban OSIS, tapi secara mengejutkan, itulah hal yang mereka terlibat di dalamnya, ya? Siswa kelas tiga mulai memasuki musim ujian mereka sementara staff sekolah sibuk dengan ujian masuk sekolah untuk siswa baru.
Itu berarti siswa saat ini dibiarkan tanpa pengawasan. Siapapun tidak akan memiliki sesuatu untuk dilakukan karenanya.
"Itu sebabnya, Ketika tidak ada apapun yang terjadi, aku meliburkan OSIS."
Ohhh, seorang manajer dari perusahaan putih .… Kebetulan, klub ini yang memaksa kami untuk berkumpul di ruangan ini meskipun ketika tidak ada pekerjaan yang harus dilakukan tidak diragukan lagi adalah perusahaan hitam! 3
Ngomong-ngomong tentang manajer perusahaan hitam kami, dia menganggukkan kepalanya, memindahkan tangannya ke dagunya.
"Tidakkah kamu punya klub untuk kamu hadiri juga?" kata Yukinoshita, memiringkan kepalanya ke samping.
Pipi Isshiki sedikit memerah seolah-olah malu dan dengan manis dia memalingkan wajahnya.
"…… Suasananya benar-benar dingin di klub sepak bola belakangan ini."
Itu seharusnya menjadi sesuatu yang disesali, bukannya merasa malu. Yukinoshita menekan tangannya di dahinya, berupaya menahan sakit kepalanya sementara Yuigahama terpaksa tertawa.
"A-Ahaha .… Jadi, apa yang kamu butuhkan?" tanya Yugahama.
Kemudian, Isshiki berdehem dan membalikkan badannya ke arahku. "Jadi, Senpai, aku tidak terlalu peduli, tapi apa kamu suka makanan yang manis?"
"Jika kamu membicarakan tentang Hayama, Aku yakin dia akan merasa senang untuk memakan apapun yang kamu berikan padanya."
Aku mengerti semua tingkah laku Isshiki dengan baik. Aku mengambil inisiatif dan menjawab, menyebabkan dia menggembungkan pipinya karena kebosanan. Mendengarkannya, Yuigahama sepertinya mengingat sesuatu.
"Oh, Tapi kedengarannya Hayato tidak menerima cokelat apapun."
"Ehhh, kenapa bisa begitu?"
"... Si-Siapa yang tahu?" Yuigahama memiringkan kepalanya kebingungan.
Kemudian, Yukinoshita menghela nafas pendek. "Itu jelas karena perselisihan yang akan terjadi. Saat SD, di ruangan kelas pada hari berikutnya akan terlihat percikan api yang beterbangan di setiap sudut kelas .…"
"... Ahh."
"... Ahhhhh, aku pikir aku bisa mengerti hal itu."
Isshiki dan Yuigahama mengangguk. Yep, yep, aku sepenuhnya bisa mengerti hal itu juga. Sepenuhnya!
Aku bisa dengan mudah membayangkan keributan besar di kelas pada hari berikutnya dimana anak perempuan akan mengadakan "So Exciting ☆ Women Only Witch Trials of Absentia! Jangan lupakan pengkhianatannya juga!” 4 Percakapan antara perempuan kebanyakan adalah menghina perempuan lain (Penelitian pribadi).
Sangat menakutkan, pikirku. Isshiki, yang telah menjalani hidupnya menjadi sasaran kebencian dari nerak–maksudku, pergaulan anak perempuan, menghela nafas dangkal.
"Baiklah, cukup denganmu saja, Senpai. Jadi, apa kamu suka makanan manis?"
"Itu satu cara yang aneh untuk bertanya padaku..."
Bagaimana bisa kamu mengharapkan jawaban jujur dariku ketika itu adalah pertanyaan yang sama seperti sebelumnya? Perasaan diperlakukan seperti pelengkap dan sifat apatisnya benar-benar mengerikan. Saat pemikiran itu belarian di kepalaku, sebuah kursi berguncang. Aku menoleh dan Yuigahama bersandar ke depan.
"Hikki sangat menyukainya!"
"Itu benar."
Di sisi lain, untuk beberapa alasan Yukinoshita membuat senyum sombong dengan tawa yang merendahkan. Ditekan oleh sikap mereka, Isshiki mengacaukan perkataannya.
"Itu agak aneh bagaimana kalian berdua yang menjawab untuknya, tapi ... kedengarannya bagus!"
"Benar .… Tunggu, Apa?"
"Aku memikirkan seberapa manis aku harus membuat cokelatku, kamu tahu. Orang-orang memiliki selera mereka masing-masing, kan?" Isshiki melanjutkannya, mengabaikan pertanyaanku.
Yukinoshita memiringkan kepalanya. "Seberapa manis .… Isshiki-san, apa kamu berencana untuk membuatnya sendiri?"
"Nah, itu mengejutkan ...," kataku.
Kemudian, Isshiki membuat wajah marah. "Kenapa begitu? Aku ahli membuat makanan manis, kamu tahu."
"Yaah, pasti menyenangkan. Aku ingin belajar bagaimana membuatnya juga, tapi aku sangat buruk dalam hal itu .…"
Isshiki membusungkan dada kecilnya sementara berlawanan dengan itu Yuigahama menunduk di bahunya dan membungkuk. Hmm, itu lucu, dada yang dibusungkan jauh terlihat lebih kecil ... apa perspektifnya salah atau semacamnya? Yang penting, aku akan terus maju dan meminta agar ini diperbaiki untuk versi Blu-Rays!
Lagipula, dalam kasus Yuigahama, dia tidak berada di level yang cuma dikatakan buruk saja, tapi apapun itu. Itu masalah sepele sehubungan dengan perasaannya.
"Yui-senpai, memasak adalah tentang bagaimana menjadi tulus. Ketika kamu membuat sesuatu dengan tangan, perasaan kebaikan dan simpati adalah yang terpenting. Jalan pintas untuk meningkatkannya adalah memikirkan untuk siapa kamu memasaknya."
Isshiki dengan lembut menepuk bahu Yuigahama yang merasa depresi untuk menghiburnya dan kemudian dia mengacungkan jarinya. Dengan senyum yang damai, dia menyemangatinya.
"Lagi pula, Kita sedang berhadapan dengan anak laki-laki di sini yang tidak tahu apa-apa tentang makanan manis buatan tangan. Jadi, cokelat buatan tangan itu hal gampang. Tidak memerlukan biaya besar untuk membuatnya dan kamu bisa menambahkan sentuhan akhir dengan menyesuaikannya sesuai keinginanmu. Anak laki-laki akan menyukainya."
"Rasa simpatimu sudah pergi melampaui cakrawala .… Bahkan kebaikanmu itu murni untuk isi dompetmu."
"Hal itu menimbulkan lebih banyak masalah karena setidaknya cara berpikir seperti itu juga tidak salah .…"
"Itu tidak membuatku bahagia sama sekali .…"
Bertemu dengan semua tanggapan itu, bahkan Isshiki mendapati dirinya melangkah mundur. Dia kemudian secara paksa merubah topik pembicaraan seakan berusaha untuk menghilangkan topik pembicaraan tadi sambil mengeluh.
"Yah, itu sebenarnya hanya lelucon. Itu yang akan dikatakan Senpai .… Meskipun begitu, aku ingin beberapa referensi untuk membuat cokelat pada umumnya. Jadi Senpai, jenis makanan manis apa yang kamu sukai?"
"Apa ya...? Aku rasa ini."
Apa yang aku keluarkan, tentu saja, MAX COFFEE. Kamu tanya, kenapa? karena itu spesial untukku.
Begitu aku menempatkan kaleng itu di atas meja, mereka bertiga memfokuskan tatapan mereka ke arahku.
Um, ada apa dengan wajah ragu itu...? Tidak ada orang di Chiba yang akan marah menerima ini sebagai sesuatu yang manis. Setidaknya, itulah yang ingin aku katakan, tapi wajah semuanya tampak sangat meragukannya...
Yuigahama menatap kaleng itu lalu berbisik. "... Aku yakin bahkan aku bisa membuatnya."
"Mana mungkin kamu bisa. Sudah cukup bermain-main dan berhenti memandang rendah pada MAX COFFEE. Jika kamu pikir kamu bisa mencampur susu kental dan gula ke dalam kopi, kamu sangat keliru. Tidak, serius, tidak usah repot-repot."
"Dia benar-benar marah karena hal itu!?"
Jelas, Ini minuman yang sepenuhnya berbeda dari hanya sekedar memasukkan susu kental ke dalam kopi. Bahkan, menempatkan kopi ke dalam susu kental akan lebih meyakinkan bagiku. Kamu tidak bisa mencapai manis yang sekental itu dengan cara-cara normal. Itu bukanlah sesuatu yang bisa dilakukan oleh pemula.
"Sebenarnya, itu akan melebihi anggaranku."
"Aku tidak tahu persis seberapa banyak kamu akan membuatnya, tapi anggaranmu akan lebih parah jika kamu membatasinya kurang dari 130 yen satu kaleng..." Yukinoshita mengatakannya dengan tidak percaya, bagaimanapun, itu tidak menjadi perhatian.
"Tidak masalah. MAX COFFEE lebih murah jika kamu memilih toko yang tepat dan membelinya dalam jumlah yang besar."
"Uuh, Hikki, seberapa besar kamu menyukainya...?"
"Inilah yang terjadi ketika kamu tidak mendapatkan banyak kesempatan untuk meminum sesuatu yang manis. Pada akhirnya, aku selalu harus minum sesuatu yang pahit." Aku mendengus pahit.
Kemudian, Yukinoshita menaruh rambutnya di sepanjang bahunya kemudian tersenyum. "Sesuatu yang pahit bukanlah sesuatu yang kamu minum, tapi sesuatu yang kamu alami."
"Ya, ya, terserah. Tapi rasa sakit yang aku hadapi tidak berubah. Dalam hal ini, aku hanya ingin menjalani sisa hidupku dengan minum jus manis."
"Kedengarannya seperti apa yang kamu cicipi bukanlah sesuatu yang pahit melainkan hidup itu sendiri .…" Yukinoshita menghela nafas dalam.
Tidak, tidak, persis seperti yang kamu katakan. Aku benar-benar mencicipi segala sesuatu yang pahit, bahkan hidup. Jadi berdasarkan hal-hal yang disebutkan tadi, hidup itu sama dengan segala sesuatu yang pahit, sehingga hidup adalah rasa sakit! Aku berpikir dengan pemikiran-pemikiran yang tidak berguna ini yang berputar di kepalaku.
Isshiki mencibir. "Benar, aku benar-benar tidak peduli, sih."
Kejam. Isshiki meneguk habis sisa tehnya, menaruh cangkir kertasnya, dan berbalik ke arahku.
"Aku ingin mendengar pendapatmu tentang dasar-dasar membuat cokelat biasa."
"Cokelat biasa, ya?"
Aku menggaruk kepalaku dan menyaring memori di kepalaku. Sayangnya, aku tidak punya pengalaman menerimanya, jadi aku tidak punya banyak hal untuk untuk dibicarakan. Cokelat yang kuterima dari adikku adalah cokelat cinta!
Seolah pemikiran itu terlihat di wajahku, Isshiki membuat gelak tawa yang tidak menyenangkan.
"Ooh, Senpai, kamu adalah tipe yang tidak akan menerima apapun, ya? Tapi bukankah laki-laki bersaing untuk mendapatkan cokelat yang paling banyak? Tidakkah kamu melukai harga dirimu sebagai laki-laki jika kamu tidak mendapat apa-apa?"
"Uh, aku juga tidak membutuhkannya... Sejak kapan hari valentine menjadi olahraga?”
Tidak ada yang lebih sederhana dan lebih jelas daripada menentukan juara dengan nomor urut, tapi peraturannya benar-benar tidak jelas. Terutama perangkap offside beruntun yang datang yang disebut cokelat! itu jelas kartu merah dalam simulasi itu. Jadi, Apa itu perangkap offside? Disinilah aku, tidak mengetahui satu hal pun tentang peraturan sepak bola.
Aku mengoceh, mengatakan satu demi satu hal. Isshiki tampaknya menganggap ocehanku hanya sebagai gertakan dan bahkan tidak repot-repot untuk mendengarkannya. Dia kemudian menghela nafas tidak percaya sambil menatapku dengan tatapan hangat yang aneh.
"Aku rasa tidak ada yang membantumu. Kalau begitu..."
"Kamu tidak perlu mengkhawatirkannya."
Isshiki kemudian disela oleh Yukinoshita. Dia dengan lembut mengangkat rambutnya dan tersenyum tenang. Sebaliknya, mulut Isshiki terbuka menganga.
"Huh...? Jangan-jangan, Yukinoshita-senpai, kamu akan—”
Yukinoshita memotong pembicaraannya dan tertawa pelan. "Karena Hikigaya-kun tidak memiliki teman yang bisa diajak bersaing."
"Oh, itu masuk akal."
Tanpa sadar aku mengangguk bersamaan dengan Isshiki dan entah bagaimana kami tampak seperti ayam disebuah kandang. Benaaar, itu benar-benar masuk akal. Jadi penyendiri beroperasi di bawah pengangguran kolektivisme yang primitif ketika harus berkompetisi, huh? Masalahnya adalah, itu terlalu primitif dan penyendiri itu hanya satu orang.
Ketika aku berada di ambang jatuh ke dalam lubang memikirkan apa sebenarnya kedamaian sejati itu, Yuigahama yang duduk di sampingku menggembungkan pipinya.
"Aku pikir kamu tidak perlu khawatir .... Selain itu, Hikki akan mendapat cokelat ... benar kan?" katanya dan melirikku sekilas.
Aku mengangguk dengan senyum kecil.
"Ap...? Maksudmu...?"
Isshiki bergantian melirikku dan Yuigahama. Ketika matanya yang bergetar seakan kebingungan bertabrakan dengan mataku, aku tertawa bangga.
"Hmp, Kamu benar .… Lagi pula, Aku punya Komachi!"
Dan itulah tepatnya kenapa aku akan mendapatkan cokelat! Woohoo! Aku sangat senang memiliki adik perempuan, kamu sangat baik!
Namun, Isshiki memiringkan kepalanya sambil berkedip kebingungan. "Huh? Komachi...? Siapa itu? Apa itu beras?"
"Tidak."
Apa makanan pokok dirumah Isshiki itu beras Akitakomachi atau semacamnya? Yah, berikan saja dia beras dari JA-Ugo 5 atau beras kolaborasi yang mereka miliki. Sekali lagi, silahkan muncul, JA-Chiba.
"Oh, Komachi-chan adalah adik perempuan Hikki." Yuigahama menjelaskannya.
Isshiki membuat wajah tidak peduli dan mengeluarkan suara datar.
"Kamu punya adik perempuan, senpai?"
"Ya."
Aku punya, Dia adalah adik perempuan tingkat dunia. Kenyataannya, dia lah adik perempuan dunia.
Aku menjawab dengan penuh kemenangan dan Isshiki menatapku curiga. Dia melotot ke arahku, matanya disipitkan sebisa mungkin, dan memiringkan kepalanya ke samping.
"... Siscon?"
"Tidak bodoh, jelas tidak," kataku, tapi reaksi di sekitarku jadi dingin.
"... Um, Aku tidak yakin apa aku bisa menyangkalnya," kata Yuigahama, Yukinoshita lalu menunduk dengan wajah termenung. Oh ayolah, bantu aku.
Irohasu mengangguk yakin pada tanggapan mereka. Kemudian, dia mengacungkan jari telunjuknya, memindahkannya ke dagunya, dan memiringkan kepalanya dengan senyum ceria. "Senpai, kamu benar-benar menyukai perempuan yang lebih muda."
"Tidak juga."
Tua, muda, itu tidak masalah. Aku adalah tipe yang luar biasa sulit bagi sebagian orang untuk ditangani.
Aku menepis kata-katanya dan Isshiki mendecitkan lidahnya.
"Lalu..."
Isshiki terbatuk untuk membersihkan tenggorokannya. mengirimkan lirikan padaku sekilas, dan dengan segera memalingkan wajahnya.
Dia dengan erat mencengkram dada seragamnya dengan satu tangan sementara tangan yang lain bergetar lemah dan menyesuaikan roknya. Dengan mata yang basah, nafas yang dikeluarkannya terasa panas.
Kemudian, dia berbicara sepotong-sepotong.
"Apa kamu membenci ... perempuan yang lebih muda?"
Aku ... tidak! Ya! Jika kamu menanyakannya, aku benar-benar mencintai mereka.
Yuigahama menghela nafas pendek dan melihat Isshiki. "Kamu tahu, caramu bertanya benar-benar jadi masalah ..."
"Ya, kurasa."
Yap, aku setuju dengan itu. Meskipun, aku mulai terbiasa sekarang. Isshiki tidak merasa hal itu menggembirakan dan menatapku dengan tatapan marah.
Sikap itu membuatku tersenyum kecut.
Isshiki, Sifatnya, dan bicaranya yang menarik, tapi ada beberapa alasan mengapa tindakannya tidak mempengaruhiku sama sekali sekarang. Seandainya aku menjadi diriku yang dulu, aku akan kehilangan akalku dalam sekejap, tidak diragukan lagi.
Bagaimanapun, hanya ada satu alasan besar di antara semuanya, dan itu sederhana.
"Selama aku memiliki adikku, aku menyukai mereka baik itu lebih tua maupun lebih muda."
"Kedengarannya seperti penyakit yang jauh lebih buruk daripada menjadi siscon atau seseorang yang menyukai perempuan lebih muda!"
Jeritan tragis Yuigahama bergetar di dalam ruangan dan Isshiki mengangguk setuju dengan wajah jijik. Sekarang kamu membuatku membayangkan bagaimana Komachi yang sedikit lebih tua akan terlihat. Aku melihat sekeliling ruangan berharap seseorang setuju denganku dan Yukinoshita memiringkan kepalanya dengan wajah yang rumit dan tangan disilangkan.
"Masalahnya apa yang menjadi syarat seseorang dikatakan lebih muda. Angkatan mereka? Tanggal lahir? Apa mereka dianggap lebih muda jika tanggal lahir mereka hanya berbeda sedikit...? Definisinya kurang jelas. Aku yakin kita harus memilah hal itu lebih dulu, bukan begitu?" kata Yukinoshita, mengoceh.
Yuigahama menepuk tangannya. "Oh, tapi hei, Hikki sepertinya akan lebih cocok dengan perempuan yang lebih tua, pastinya...! Kupikir, pasti!"
Dia meremas kepalan tangannya sekuat tenaga. Tapi aku jelas tidak mempunyai obsesi seperti itu, ya.
"... Itu tidak benar-benar berlaku disini. Jika kita membicarakan perbedaan setahun, perbedaan itu tidak terlalu besar."
Terutama dari sudut pandang pendapatan! Yang terpenting adalah mereka bisa mengurusku. Dan dalam hal itu, Komachi itu sempurna. Dia memiliki bakat menjadi seorang peternak kelas atas.
Isshiki mengeluh. "Ehh, apa kamu yakin? Apakah Hayama-senpai berpikir seperti itu juga?"
"Tidak tahu."
"Tapi, Senpai, kamu bilang menjadi lebih muda adalah sebuah keuntungan, kan?"
"Ya, kurasa aku mengatakannya .…"
Setelah mendengar hal itu, aku merenung.
Ngomong-ngomong, dia setahun lebih muda, kan...? Tentu saja tidak terasa seperti itu karena dia tidak menunjukkan sedikitpun hormat, menghargai, sopan santun, dan mematuhi diriku. Jadi dia tidak terasa seperti adik kelas sama sekali .…
Serius, tidakkah dia terlalu meremehkanku? Tentu, inisialku mungkin H2, tapi aku tidak seremeh hidrogen tidak juga dengan cara apapun yang berhubungan dengan bisbol seperti suatu manga bisbol itu 6. Nyatanya, itu bahkan bukan tentang bisbol karena itu hanya sebuah rom-com. Tapi sungguh, itu sangat terkenal sampai-sampai aku membaca ulang semua volume setiap libur musim panas.
"Lagi pula, kamu lahir pada bulan April, kamu berbeda kurang dari setahun denganku. Jadi kamu tidak terasa jauh lebih muda dariku."
Hanya setelah aku mengambil beberapa langkah kembali sehingga aku bisa merasakan perbedaan diantara kami. Jika kita berbicara tentang perbedaan usia dari Komachi atau Haruno-san, itu sangat jelas. Hiratsuka-sensei itu akan lebih .... ya.
Isshiki sebenarnya hanya berbeda delapan bulan dariku dan tiga bulan dari Yukinoshita, kupikir. Isshiki tampaknya tidak berpikir hal yang sama denganku dan berkedip terkejut padaku.
"...."
"Apa...?"
"Oh, tidak .… Aku hanya sedikit terkejut."
Ketika aku berbicara dengannya, dia memainkan poni depan rambutnya dan berpura-pura tidak memedulikannya.
Di sisi lain, Yuigahama memindahkan kursinya sedikit menjauh dariku.
"Bagaimana bisa kamu mengetahui ulang tahunnya, Hikki!? Itu menakutkan! Kamu menyeramkan .… Tidak, ini serius ...."
"... Kamu sepertinya cukup tahu banyak." Yukinoshita tersenyum tegas. Meskipun itu mirip seperti senyum Nikkari Aoe 7 daripada sekedar senyum senang, sehingga ada perasaan transparan mengalir dari situ.
"Tidak, Isshiki memberitahunya beberapa hari yang lalu dengan penampilan liciknya yang tidak berguna .…"
"Apa yang kamu bilang tidak berguna!? Bu-bukan! Sebenarnya, bukan aku yang licik, tapi kamu, Senpai!"
Isshiki melompat dari kursinya dan mengacungkan jarinya padaku. Sebenarnya, bukan aku yang licik, tapi kamu yang biasanya licik, Isshiki...
"Aku memiliki ingatan yang luar biasa, itu sebabnya... Lagipula, jika kamu sudah selesai disini, kembalilah ke OSIS atau klub sepak bolamu," kataku.
Isshiki cemberut karena marah sambil dengan terpaksa berjalan keluar dari ruangan. Astaga, perempuan ini bertingkah seperti itu lagi. Ya, ya, kamulah yang lick, sangat licik.
Yukinoshita, Yuigahama, dan aku tersenyum kecut saat kami melihatnya pergi. Kemudian, pintu klub relawan, yang sebelumnya dilalui Isshiki, diketuk.
Ada jauh lebih banyak orang di kelas, namun anehnya, aku mendapati lebih nyaman berada di sini. Padahal, itu bisa saja hanya efek samping dari sinar matahari yang dengan mudah menembus ruang klub di gedung khusus ini.
Dengan sinar matahari lembut yang menyinari dirinya, duduk di kursi biasanya adalah Yukinoshita Yukino.
Dia mengangkat wajahnya dari buku di tangannya, dengan tenang menyibak rambutnya keatas, dan tersenyum lembut. "Halo."
"Yahalo, Yukinon."
"Yo."
Yuigahama merespon dengan mengangkat tangannya sementara aku membalas dengan sapaanku yang biasa dan kami berjalan menuju kursi kami masing-masing.
Aku tidak yakin kapan tepatnya, tapi kursi ini sudah menjadi tempatku. Tidak ada yang memiliki keraguan saat aku duduk disini, juga tidak ada yang menetapkanku, maupun memaksaku duduk di sana. Hal itu terasa jauh lebih menyenangkan dari yang kuharapkan.
Dan itu saja sudah menjadi alasan yang cukup bagiku untuk merasakan kepedihan yang tidak nyaman dari keberadaan seseorang yang tidak terbiasa aku lihat.
"Senpai, lama sekaliii."
"Dan kenapa kamu di sini lagi...?"
Berbaring di meja sambil dengan kesal menendang-nendang kakinya adalah ketua OSIS SMA ini, Isshiki Iroha. Sikapnya, entah itu wajah cemberut yang disengaja atau caranya mengalihkan wajah aslinya, semuanya begitu licik ... tidak, tapi serius, aku tidak percaya dia sampai di sini lebih awal dari Yuigahama dan aku. apakah dia berusaha untuk menjadi secepat angin? 1
"Aku bertanya padanya apakah dia ada urusan di sini, tapi dia ingin menunggu kalian berdua datang. Jadi, dia sudah di sini sejak saat itu," kata Yukinoshita, bercampur dengan helaan nafas. Dia kemudian dengan sengaja mengirimkan tatapan yang jauh lebih dingin padanya. Meskipun begitu, dia tidak lupa untuk menjadi ramah dan telah menyiapkan teh untuknya. Ada begitu banyak cara untuk menjadi ramah sehingga aku ingin memulai sebuah Collection! 2
Di sisi lain, Isshiki, dia tidak memedulikan tatapan es Yukinoshita. Dia berbalik ke arahku, menempatkan tangannya ke mulutnya, dan diam-diam berbisik.
"Yukinoshita-senpai mempunyai senyum yang manis ketika aku sampai di sini, tapi dia benar-benar jengkel tepat setelahnya ... dia sudah bersikap seperti itu sepanjang waktu."
Aah, benarkah sekarang .… Nah, duh, setiap kali Isshiki muncul, dia selalu disertai dengan sesuatu yang tidak penting, hahaha. Tidak ini serius, kenapa kamu bahkan berada disini? pikirku. Lalu, ada suara batuk lemah.
"... Isshiki-san?"
Setelah melihat kami, Yukinoshita tersenyum lebar. Uh oh, senyum itu! salah satu senyum yang dibuat Yukinon ketika dia menjadi menakutkan.
"Y-Yaaa! Aku minta maaf, aku benar-benar ada urusan di sini!"
Isshiki berlari ke belakangku dan mendorongku ke depan, seolah-olah itu gerakan refleks yang disyaratkannya untuk bersembunyi dari senyuman itu. Hei, hentikan, senyum itu benar-benar menakutiku juga, kamu tahu.
"Y-Yah, tenangkan diri kalian. Iroha-chan, apa kamu disini untuk urusan OSIS?" Yuigahama menengahinya dan melambai padanya agar kembali.
Dengan wajah tenang dia berkata "Yui-senpai, kamu begitu baik!" dan kembali ke tempatnya semula.
Aku memasang wajah penasaran menanyakan apa yang dibutuhkannya. Kemudian, wajahnya menjadi lebih tenang dan dia menggerakkan tangannya. "Masalahnya, rasanya seperti aku punya waktu luang lebih banyak dari yang kukira atau semacamnya?"
"Huh?"
Lagi-lagi dengan omong kosongnya .… Aku harap kamu tidak lupa bahwa kamu lah orang yang membuat kami melalui kesulitan beberapa waktu lalu .… Atau apakah karena kami yang menyelesaikan semua pekerjaan untukmu sehingga kamu tidak memiliki apa-apa untuk dilakukan? Aku kira ini bukan salah satu sindrom kelelahan yang terjadi ketika kamu terus-menerus menjadi sasaran kerja paksa atau semacamnya...? Tapi rasanya malah kami orang-orang yang kelelahan, jadi apa masalahnya? Aku menatapnya tegas, menggali makna kata-katanya.
Dia menempatkan jari telunjuknya di dagunya dan dengan imutnya memiringkan kepalanya. "Sepertinya tidak ada kegiatan sekolah disekitaran waktu ini dan wakil ketua menangani semua hal-hal kecil untukku. Semua hal yang tersisa hanyalah untuk mengecap laporan akhir tahun kami."
Kamu tidak perlu mengatakannya. Aku tidak akrab dengan tugas yang diemban OSIS, tapi secara mengejutkan, itulah hal yang mereka terlibat di dalamnya, ya? Siswa kelas tiga mulai memasuki musim ujian mereka sementara staff sekolah sibuk dengan ujian masuk sekolah untuk siswa baru.
Itu berarti siswa saat ini dibiarkan tanpa pengawasan. Siapapun tidak akan memiliki sesuatu untuk dilakukan karenanya.
"Itu sebabnya, Ketika tidak ada apapun yang terjadi, aku meliburkan OSIS."
Ohhh, seorang manajer dari perusahaan putih .… Kebetulan, klub ini yang memaksa kami untuk berkumpul di ruangan ini meskipun ketika tidak ada pekerjaan yang harus dilakukan tidak diragukan lagi adalah perusahaan hitam! 3
Ngomong-ngomong tentang manajer perusahaan hitam kami, dia menganggukkan kepalanya, memindahkan tangannya ke dagunya.
"Tidakkah kamu punya klub untuk kamu hadiri juga?" kata Yukinoshita, memiringkan kepalanya ke samping.
Pipi Isshiki sedikit memerah seolah-olah malu dan dengan manis dia memalingkan wajahnya.
"…… Suasananya benar-benar dingin di klub sepak bola belakangan ini."
Itu seharusnya menjadi sesuatu yang disesali, bukannya merasa malu. Yukinoshita menekan tangannya di dahinya, berupaya menahan sakit kepalanya sementara Yuigahama terpaksa tertawa.
"A-Ahaha .… Jadi, apa yang kamu butuhkan?" tanya Yugahama.
Kemudian, Isshiki berdehem dan membalikkan badannya ke arahku. "Jadi, Senpai, aku tidak terlalu peduli, tapi apa kamu suka makanan yang manis?"
"Jika kamu membicarakan tentang Hayama, Aku yakin dia akan merasa senang untuk memakan apapun yang kamu berikan padanya."
Aku mengerti semua tingkah laku Isshiki dengan baik. Aku mengambil inisiatif dan menjawab, menyebabkan dia menggembungkan pipinya karena kebosanan. Mendengarkannya, Yuigahama sepertinya mengingat sesuatu.
"Oh, Tapi kedengarannya Hayato tidak menerima cokelat apapun."
"Ehhh, kenapa bisa begitu?"
"... Si-Siapa yang tahu?" Yuigahama memiringkan kepalanya kebingungan.
Kemudian, Yukinoshita menghela nafas pendek. "Itu jelas karena perselisihan yang akan terjadi. Saat SD, di ruangan kelas pada hari berikutnya akan terlihat percikan api yang beterbangan di setiap sudut kelas .…"
"... Ahh."
"... Ahhhhh, aku pikir aku bisa mengerti hal itu."
Isshiki dan Yuigahama mengangguk. Yep, yep, aku sepenuhnya bisa mengerti hal itu juga. Sepenuhnya!
Aku bisa dengan mudah membayangkan keributan besar di kelas pada hari berikutnya dimana anak perempuan akan mengadakan "So Exciting ☆ Women Only Witch Trials of Absentia! Jangan lupakan pengkhianatannya juga!” 4 Percakapan antara perempuan kebanyakan adalah menghina perempuan lain (Penelitian pribadi).
Sangat menakutkan, pikirku. Isshiki, yang telah menjalani hidupnya menjadi sasaran kebencian dari nerak–maksudku, pergaulan anak perempuan, menghela nafas dangkal.
"Baiklah, cukup denganmu saja, Senpai. Jadi, apa kamu suka makanan manis?"
"Itu satu cara yang aneh untuk bertanya padaku..."
Bagaimana bisa kamu mengharapkan jawaban jujur dariku ketika itu adalah pertanyaan yang sama seperti sebelumnya? Perasaan diperlakukan seperti pelengkap dan sifat apatisnya benar-benar mengerikan. Saat pemikiran itu belarian di kepalaku, sebuah kursi berguncang. Aku menoleh dan Yuigahama bersandar ke depan.
"Hikki sangat menyukainya!"
"Itu benar."
Di sisi lain, untuk beberapa alasan Yukinoshita membuat senyum sombong dengan tawa yang merendahkan. Ditekan oleh sikap mereka, Isshiki mengacaukan perkataannya.
"Itu agak aneh bagaimana kalian berdua yang menjawab untuknya, tapi ... kedengarannya bagus!"
"Benar .… Tunggu, Apa?"
"Aku memikirkan seberapa manis aku harus membuat cokelatku, kamu tahu. Orang-orang memiliki selera mereka masing-masing, kan?" Isshiki melanjutkannya, mengabaikan pertanyaanku.
Yukinoshita memiringkan kepalanya. "Seberapa manis .… Isshiki-san, apa kamu berencana untuk membuatnya sendiri?"
"Nah, itu mengejutkan ...," kataku.
Kemudian, Isshiki membuat wajah marah. "Kenapa begitu? Aku ahli membuat makanan manis, kamu tahu."
"Yaah, pasti menyenangkan. Aku ingin belajar bagaimana membuatnya juga, tapi aku sangat buruk dalam hal itu .…"
Isshiki membusungkan dada kecilnya sementara berlawanan dengan itu Yuigahama menunduk di bahunya dan membungkuk. Hmm, itu lucu, dada yang dibusungkan jauh terlihat lebih kecil ... apa perspektifnya salah atau semacamnya? Yang penting, aku akan terus maju dan meminta agar ini diperbaiki untuk versi Blu-Rays!
Lagipula, dalam kasus Yuigahama, dia tidak berada di level yang cuma dikatakan buruk saja, tapi apapun itu. Itu masalah sepele sehubungan dengan perasaannya.
"Yui-senpai, memasak adalah tentang bagaimana menjadi tulus. Ketika kamu membuat sesuatu dengan tangan, perasaan kebaikan dan simpati adalah yang terpenting. Jalan pintas untuk meningkatkannya adalah memikirkan untuk siapa kamu memasaknya."
Isshiki dengan lembut menepuk bahu Yuigahama yang merasa depresi untuk menghiburnya dan kemudian dia mengacungkan jarinya. Dengan senyum yang damai, dia menyemangatinya.
"Lagi pula, Kita sedang berhadapan dengan anak laki-laki di sini yang tidak tahu apa-apa tentang makanan manis buatan tangan. Jadi, cokelat buatan tangan itu hal gampang. Tidak memerlukan biaya besar untuk membuatnya dan kamu bisa menambahkan sentuhan akhir dengan menyesuaikannya sesuai keinginanmu. Anak laki-laki akan menyukainya."
"Rasa simpatimu sudah pergi melampaui cakrawala .… Bahkan kebaikanmu itu murni untuk isi dompetmu."
"Hal itu menimbulkan lebih banyak masalah karena setidaknya cara berpikir seperti itu juga tidak salah .…"
"Itu tidak membuatku bahagia sama sekali .…"
Bertemu dengan semua tanggapan itu, bahkan Isshiki mendapati dirinya melangkah mundur. Dia kemudian secara paksa merubah topik pembicaraan seakan berusaha untuk menghilangkan topik pembicaraan tadi sambil mengeluh.
"Yah, itu sebenarnya hanya lelucon. Itu yang akan dikatakan Senpai .… Meskipun begitu, aku ingin beberapa referensi untuk membuat cokelat pada umumnya. Jadi Senpai, jenis makanan manis apa yang kamu sukai?"
"Apa ya...? Aku rasa ini."
Apa yang aku keluarkan, tentu saja, MAX COFFEE. Kamu tanya, kenapa? karena itu spesial untukku.
Begitu aku menempatkan kaleng itu di atas meja, mereka bertiga memfokuskan tatapan mereka ke arahku.
Um, ada apa dengan wajah ragu itu...? Tidak ada orang di Chiba yang akan marah menerima ini sebagai sesuatu yang manis. Setidaknya, itulah yang ingin aku katakan, tapi wajah semuanya tampak sangat meragukannya...
Yuigahama menatap kaleng itu lalu berbisik. "... Aku yakin bahkan aku bisa membuatnya."
"Mana mungkin kamu bisa. Sudah cukup bermain-main dan berhenti memandang rendah pada MAX COFFEE. Jika kamu pikir kamu bisa mencampur susu kental dan gula ke dalam kopi, kamu sangat keliru. Tidak, serius, tidak usah repot-repot."
"Dia benar-benar marah karena hal itu!?"
Jelas, Ini minuman yang sepenuhnya berbeda dari hanya sekedar memasukkan susu kental ke dalam kopi. Bahkan, menempatkan kopi ke dalam susu kental akan lebih meyakinkan bagiku. Kamu tidak bisa mencapai manis yang sekental itu dengan cara-cara normal. Itu bukanlah sesuatu yang bisa dilakukan oleh pemula.
"Sebenarnya, itu akan melebihi anggaranku."
"Aku tidak tahu persis seberapa banyak kamu akan membuatnya, tapi anggaranmu akan lebih parah jika kamu membatasinya kurang dari 130 yen satu kaleng..." Yukinoshita mengatakannya dengan tidak percaya, bagaimanapun, itu tidak menjadi perhatian.
"Tidak masalah. MAX COFFEE lebih murah jika kamu memilih toko yang tepat dan membelinya dalam jumlah yang besar."
"Uuh, Hikki, seberapa besar kamu menyukainya...?"
"Inilah yang terjadi ketika kamu tidak mendapatkan banyak kesempatan untuk meminum sesuatu yang manis. Pada akhirnya, aku selalu harus minum sesuatu yang pahit." Aku mendengus pahit.
Kemudian, Yukinoshita menaruh rambutnya di sepanjang bahunya kemudian tersenyum. "Sesuatu yang pahit bukanlah sesuatu yang kamu minum, tapi sesuatu yang kamu alami."
"Ya, ya, terserah. Tapi rasa sakit yang aku hadapi tidak berubah. Dalam hal ini, aku hanya ingin menjalani sisa hidupku dengan minum jus manis."
"Kedengarannya seperti apa yang kamu cicipi bukanlah sesuatu yang pahit melainkan hidup itu sendiri .…" Yukinoshita menghela nafas dalam.
Tidak, tidak, persis seperti yang kamu katakan. Aku benar-benar mencicipi segala sesuatu yang pahit, bahkan hidup. Jadi berdasarkan hal-hal yang disebutkan tadi, hidup itu sama dengan segala sesuatu yang pahit, sehingga hidup adalah rasa sakit! Aku berpikir dengan pemikiran-pemikiran yang tidak berguna ini yang berputar di kepalaku.
Isshiki mencibir. "Benar, aku benar-benar tidak peduli, sih."
Kejam. Isshiki meneguk habis sisa tehnya, menaruh cangkir kertasnya, dan berbalik ke arahku.
"Aku ingin mendengar pendapatmu tentang dasar-dasar membuat cokelat biasa."
"Cokelat biasa, ya?"
Aku menggaruk kepalaku dan menyaring memori di kepalaku. Sayangnya, aku tidak punya pengalaman menerimanya, jadi aku tidak punya banyak hal untuk untuk dibicarakan. Cokelat yang kuterima dari adikku adalah cokelat cinta!
Seolah pemikiran itu terlihat di wajahku, Isshiki membuat gelak tawa yang tidak menyenangkan.
"Ooh, Senpai, kamu adalah tipe yang tidak akan menerima apapun, ya? Tapi bukankah laki-laki bersaing untuk mendapatkan cokelat yang paling banyak? Tidakkah kamu melukai harga dirimu sebagai laki-laki jika kamu tidak mendapat apa-apa?"
"Uh, aku juga tidak membutuhkannya... Sejak kapan hari valentine menjadi olahraga?”
Tidak ada yang lebih sederhana dan lebih jelas daripada menentukan juara dengan nomor urut, tapi peraturannya benar-benar tidak jelas. Terutama perangkap offside beruntun yang datang yang disebut cokelat! itu jelas kartu merah dalam simulasi itu. Jadi, Apa itu perangkap offside? Disinilah aku, tidak mengetahui satu hal pun tentang peraturan sepak bola.
Aku mengoceh, mengatakan satu demi satu hal. Isshiki tampaknya menganggap ocehanku hanya sebagai gertakan dan bahkan tidak repot-repot untuk mendengarkannya. Dia kemudian menghela nafas tidak percaya sambil menatapku dengan tatapan hangat yang aneh.
"Aku rasa tidak ada yang membantumu. Kalau begitu..."
"Kamu tidak perlu mengkhawatirkannya."
Isshiki kemudian disela oleh Yukinoshita. Dia dengan lembut mengangkat rambutnya dan tersenyum tenang. Sebaliknya, mulut Isshiki terbuka menganga.
"Huh...? Jangan-jangan, Yukinoshita-senpai, kamu akan—”
Yukinoshita memotong pembicaraannya dan tertawa pelan. "Karena Hikigaya-kun tidak memiliki teman yang bisa diajak bersaing."
"Oh, itu masuk akal."
Tanpa sadar aku mengangguk bersamaan dengan Isshiki dan entah bagaimana kami tampak seperti ayam disebuah kandang. Benaaar, itu benar-benar masuk akal. Jadi penyendiri beroperasi di bawah pengangguran kolektivisme yang primitif ketika harus berkompetisi, huh? Masalahnya adalah, itu terlalu primitif dan penyendiri itu hanya satu orang.
Ketika aku berada di ambang jatuh ke dalam lubang memikirkan apa sebenarnya kedamaian sejati itu, Yuigahama yang duduk di sampingku menggembungkan pipinya.
"Aku pikir kamu tidak perlu khawatir .... Selain itu, Hikki akan mendapat cokelat ... benar kan?" katanya dan melirikku sekilas.
Aku mengangguk dengan senyum kecil.
"Ap...? Maksudmu...?"
Isshiki bergantian melirikku dan Yuigahama. Ketika matanya yang bergetar seakan kebingungan bertabrakan dengan mataku, aku tertawa bangga.
"Hmp, Kamu benar .… Lagi pula, Aku punya Komachi!"
Dan itulah tepatnya kenapa aku akan mendapatkan cokelat! Woohoo! Aku sangat senang memiliki adik perempuan, kamu sangat baik!
Namun, Isshiki memiringkan kepalanya sambil berkedip kebingungan. "Huh? Komachi...? Siapa itu? Apa itu beras?"
"Tidak."
Apa makanan pokok dirumah Isshiki itu beras Akitakomachi atau semacamnya? Yah, berikan saja dia beras dari JA-Ugo 5 atau beras kolaborasi yang mereka miliki. Sekali lagi, silahkan muncul, JA-Chiba.
"Oh, Komachi-chan adalah adik perempuan Hikki." Yuigahama menjelaskannya.
Isshiki membuat wajah tidak peduli dan mengeluarkan suara datar.
"Kamu punya adik perempuan, senpai?"
"Ya."
Aku punya, Dia adalah adik perempuan tingkat dunia. Kenyataannya, dia lah adik perempuan dunia.
Aku menjawab dengan penuh kemenangan dan Isshiki menatapku curiga. Dia melotot ke arahku, matanya disipitkan sebisa mungkin, dan memiringkan kepalanya ke samping.
"... Siscon?"
"Tidak bodoh, jelas tidak," kataku, tapi reaksi di sekitarku jadi dingin.
"... Um, Aku tidak yakin apa aku bisa menyangkalnya," kata Yuigahama, Yukinoshita lalu menunduk dengan wajah termenung. Oh ayolah, bantu aku.
Irohasu mengangguk yakin pada tanggapan mereka. Kemudian, dia mengacungkan jari telunjuknya, memindahkannya ke dagunya, dan memiringkan kepalanya dengan senyum ceria. "Senpai, kamu benar-benar menyukai perempuan yang lebih muda."
"Tidak juga."
Tua, muda, itu tidak masalah. Aku adalah tipe yang luar biasa sulit bagi sebagian orang untuk ditangani.
Aku menepis kata-katanya dan Isshiki mendecitkan lidahnya.
"Lalu..."
Isshiki terbatuk untuk membersihkan tenggorokannya. mengirimkan lirikan padaku sekilas, dan dengan segera memalingkan wajahnya.
Dia dengan erat mencengkram dada seragamnya dengan satu tangan sementara tangan yang lain bergetar lemah dan menyesuaikan roknya. Dengan mata yang basah, nafas yang dikeluarkannya terasa panas.
Kemudian, dia berbicara sepotong-sepotong.
"Apa kamu membenci ... perempuan yang lebih muda?"
Aku ... tidak! Ya! Jika kamu menanyakannya, aku benar-benar mencintai mereka.
Yuigahama menghela nafas pendek dan melihat Isshiki. "Kamu tahu, caramu bertanya benar-benar jadi masalah ..."
"Ya, kurasa."
Yap, aku setuju dengan itu. Meskipun, aku mulai terbiasa sekarang. Isshiki tidak merasa hal itu menggembirakan dan menatapku dengan tatapan marah.
Sikap itu membuatku tersenyum kecut.
Isshiki, Sifatnya, dan bicaranya yang menarik, tapi ada beberapa alasan mengapa tindakannya tidak mempengaruhiku sama sekali sekarang. Seandainya aku menjadi diriku yang dulu, aku akan kehilangan akalku dalam sekejap, tidak diragukan lagi.
Bagaimanapun, hanya ada satu alasan besar di antara semuanya, dan itu sederhana.
"Selama aku memiliki adikku, aku menyukai mereka baik itu lebih tua maupun lebih muda."
"Kedengarannya seperti penyakit yang jauh lebih buruk daripada menjadi siscon atau seseorang yang menyukai perempuan lebih muda!"
Jeritan tragis Yuigahama bergetar di dalam ruangan dan Isshiki mengangguk setuju dengan wajah jijik. Sekarang kamu membuatku membayangkan bagaimana Komachi yang sedikit lebih tua akan terlihat. Aku melihat sekeliling ruangan berharap seseorang setuju denganku dan Yukinoshita memiringkan kepalanya dengan wajah yang rumit dan tangan disilangkan.
"Masalahnya apa yang menjadi syarat seseorang dikatakan lebih muda. Angkatan mereka? Tanggal lahir? Apa mereka dianggap lebih muda jika tanggal lahir mereka hanya berbeda sedikit...? Definisinya kurang jelas. Aku yakin kita harus memilah hal itu lebih dulu, bukan begitu?" kata Yukinoshita, mengoceh.
Yuigahama menepuk tangannya. "Oh, tapi hei, Hikki sepertinya akan lebih cocok dengan perempuan yang lebih tua, pastinya...! Kupikir, pasti!"
Dia meremas kepalan tangannya sekuat tenaga. Tapi aku jelas tidak mempunyai obsesi seperti itu, ya.
"... Itu tidak benar-benar berlaku disini. Jika kita membicarakan perbedaan setahun, perbedaan itu tidak terlalu besar."
Terutama dari sudut pandang pendapatan! Yang terpenting adalah mereka bisa mengurusku. Dan dalam hal itu, Komachi itu sempurna. Dia memiliki bakat menjadi seorang peternak kelas atas.
Isshiki mengeluh. "Ehh, apa kamu yakin? Apakah Hayama-senpai berpikir seperti itu juga?"
"Tidak tahu."
"Tapi, Senpai, kamu bilang menjadi lebih muda adalah sebuah keuntungan, kan?"
"Ya, kurasa aku mengatakannya .…"
Setelah mendengar hal itu, aku merenung.
Ngomong-ngomong, dia setahun lebih muda, kan...? Tentu saja tidak terasa seperti itu karena dia tidak menunjukkan sedikitpun hormat, menghargai, sopan santun, dan mematuhi diriku. Jadi dia tidak terasa seperti adik kelas sama sekali .…
Serius, tidakkah dia terlalu meremehkanku? Tentu, inisialku mungkin H2, tapi aku tidak seremeh hidrogen tidak juga dengan cara apapun yang berhubungan dengan bisbol seperti suatu manga bisbol itu 6. Nyatanya, itu bahkan bukan tentang bisbol karena itu hanya sebuah rom-com. Tapi sungguh, itu sangat terkenal sampai-sampai aku membaca ulang semua volume setiap libur musim panas.
"Lagi pula, kamu lahir pada bulan April, kamu berbeda kurang dari setahun denganku. Jadi kamu tidak terasa jauh lebih muda dariku."
Hanya setelah aku mengambil beberapa langkah kembali sehingga aku bisa merasakan perbedaan diantara kami. Jika kita berbicara tentang perbedaan usia dari Komachi atau Haruno-san, itu sangat jelas. Hiratsuka-sensei itu akan lebih .... ya.
Isshiki sebenarnya hanya berbeda delapan bulan dariku dan tiga bulan dari Yukinoshita, kupikir. Isshiki tampaknya tidak berpikir hal yang sama denganku dan berkedip terkejut padaku.
"...."
"Apa...?"
"Oh, tidak .… Aku hanya sedikit terkejut."
Ketika aku berbicara dengannya, dia memainkan poni depan rambutnya dan berpura-pura tidak memedulikannya.
Di sisi lain, Yuigahama memindahkan kursinya sedikit menjauh dariku.
"Bagaimana bisa kamu mengetahui ulang tahunnya, Hikki!? Itu menakutkan! Kamu menyeramkan .… Tidak, ini serius ...."
"... Kamu sepertinya cukup tahu banyak." Yukinoshita tersenyum tegas. Meskipun itu mirip seperti senyum Nikkari Aoe 7 daripada sekedar senyum senang, sehingga ada perasaan transparan mengalir dari situ.
"Tidak, Isshiki memberitahunya beberapa hari yang lalu dengan penampilan liciknya yang tidak berguna .…"
"Apa yang kamu bilang tidak berguna!? Bu-bukan! Sebenarnya, bukan aku yang licik, tapi kamu, Senpai!"
Isshiki melompat dari kursinya dan mengacungkan jarinya padaku. Sebenarnya, bukan aku yang licik, tapi kamu yang biasanya licik, Isshiki...
"Aku memiliki ingatan yang luar biasa, itu sebabnya... Lagipula, jika kamu sudah selesai disini, kembalilah ke OSIS atau klub sepak bolamu," kataku.
Isshiki cemberut karena marah sambil dengan terpaksa berjalan keluar dari ruangan. Astaga, perempuan ini bertingkah seperti itu lagi. Ya, ya, kamulah yang lick, sangat licik.
Yukinoshita, Yuigahama, dan aku tersenyum kecut saat kami melihatnya pergi. Kemudian, pintu klub relawan, yang sebelumnya dilalui Isshiki, diketuk.
Illustrasi Novel | Bab 1 | Bab 2 | Bab 3 | Bab 4 | Bab 5 | Bab 6 | Bab 7 | Bab 8 | Bab 9 | Kata Penutup
Catatan Kaki
1. Shimakaze dari Kantai Collection; yang secara kebetulan diisi oleh pengisi suara yang sama.
2. Kantai Collection.
3. Sweatshop. Sebuah pabrik, khususnya pabrik konveksi, dimana pekerjanya diberi gaji yang sangat rendah untuk bekerja dengan waktu lama dan dalam kondisi buruk.
4. Parodi “Idol Girls Only Swim Meet Tournament”
5. Sebuah asosiasi pertanian yang menjual beras menggunakan karakter anime/manga untuk memasarkan produk mereka.
6. Manga H2.
7. Touken Ranbu – nama Nikkari Aoe mirip dengan kata “tersenyum” dalam bahasa Jepang (niko?).
2. Kantai Collection.
3. Sweatshop. Sebuah pabrik, khususnya pabrik konveksi, dimana pekerjanya diberi gaji yang sangat rendah untuk bekerja dengan waktu lama dan dalam kondisi buruk.
4. Parodi “Idol Girls Only Swim Meet Tournament”
5. Sebuah asosiasi pertanian yang menjual beras menggunakan karakter anime/manga untuk memasarkan produk mereka.
6. Manga H2.
7. Touken Ranbu – nama Nikkari Aoe mirip dengan kata “tersenyum” dalam bahasa Jepang (niko?).